Tuesday, February 23, 2016

A girl with idealism


Lamunan 1/3 Malam

Just because somebody is not as good as you are, doesn't mean they are bad at all.

Hanya karena kau memulainya lebih dulu, bukan berarti orang lain jauh tertinggal.

Bisa jadi, ketika engkau lengah dalam langkah, ia justru berjalan terus tanpa henti. Perlahan namun pasti.

Tak perlu lah berbangga diri ketika kau lebih awal dari yang lain.

Ingat, kau tak selalu nya di depan dan orang lain tak selama nya di belakang.

Seorang muslim yang baik itu selalu mengajak, bukan mengejek.


Sunday, February 21, 2016

Izinkan Aku Mengenalmu (Sekali Lagi) komik oleh FP Saridreza

Komik ini tautan asli yang saya copy paste dari FP Saridreza 
Kisahnya cukup inspiratif untuk meraih cinta halal, dengan cara yang baik.

Kisah seperti ini emang can be happened to anyone :') 
Bahkan bisa jadi emang diangkat dari kisah nyata. Who knows?

enjoy your time! :') (siap-siap nyessss) <\3



"Tentang kita yang selalu mencoba membenarkan kesalahan. Tidakkah yang salah akan tetap salah?".

#Rio - Aku lelah setiap waktu terus menerus memikirkan hal ini. lingkungan yang seakan terus memaksaku mengakhiri semuanya. aku saja yang terus sombong membenarkannya. .
menjadi munafik itu melelahkan, ketika kamu tau itu salah tetapi tetap kamu kerjakan..

aku harus menyelesaikan semuanya, aku tau kita akan tersakiti. tapi apakah ada yang lebih baik dari ini?

maaf Rin...

#Rio - Bukan karena aku tak Lagi menyayangimu atau ada wanita lain di hatiku. Aku hanya berusaha menyelamatkan kita, kamu, orang yang aku cintai dari perbuatan yang tak disukai-Nya. .

Kamu juga capek kan? setiap hari beragumen dalam hati, menolak dinasehati, mencoba membenarkan yang kita tau itu keliru. Kamu selalu bilang "kita ngga ngapa-ngapain kok", aku pun demikian beralasan seolah menyetujui ada pacaran syar'i. mana ada?

Kita udahan ya, saya yakin Ini yang terbaik.. kamu ngga mau kan kita tenggelam lebih dalam dalam kesalahan? Maaf.. aku pernah mencintaimu, dan mungkin akan selalu begitu.. .

#Rin - ada yang berubah Dari dirimu sebulan terakhir ini, iya aku merasakannya. Kau mecoba menghindariku, mencoba menjauh. iya, aku tau. tapi tak pernah sekalipun aku menyangka, dengan keegoisan dan tanpa meminta pendapatku kamu memutuskan hubungan ini..

Iya aku tau, hubungan ini memang dilarang, tapi kita tak pernah melampaui batas kan? lagian itu wajar kan? aku juga tak bisa memaksamu menghalalkan hubungan ini, kita berdua masih semester awal masih jauh dari pemikiran.. .

kamu tau apa yang aku pikirkan tentangmu sekarang? kamu hanyalah lelaki lemah. setelah berhasil mengambil separuh hatiku, kini kau tega pergi berlalu.. kamu menyerah? secepat itukah? maaf, aku kecewa.. .

#Rin - "banyak sih yang antri, tapi melupakanmu susahnya setengah mati. kamu tau? semakin kucoba melupakan, kenangan itu semakin terngiang diingatan"..

aku penasaran, apa sih yang kamu lakukan di sana? apa sekarang kamu terpincut muslimah muslimah di sana? iya, aku harus memastikannya sendiri. .
itung itung juga nambah ilmu agama.. Maaf ya Allah, niatku salah sedari awal...

#Rio - Aku mungkin terlihat sangat tak manusiawi di matamu, tapi kamu ngga tau kan seberapa kerasnya usaha ku menghindarimu.. sakit memang, tapi aku tak punya pilihan lain selain sedikit demi sedikit membunuh perasaan yang seakan terus tumbuh lebih kuat. terlihat mudah? hah, itu mungkin hanya anggapanmu saja...

Aku sekarang hanya bisa menaruh harapan kepada sang pencipta kita, harapan terbaik yang semoga sama dengan harapanmu.. .

Aku tak Ingin Lagi merusak jalan ceritanya, biarkan lah Dia sang Maha Cinta yang akan menuntun kita ke jalan terbaik-Nya. .

Semoga doa kita tetap satu, walau diujung nanti kita tak bersatu. Tolong aku dan segala upayaku agar segala niat baik ini tetap berada di jalur yang diridhoi-Nya..

#Rin - Dua tahun setelah aku memutuskan untuk bergabung di organisasi keislaman, aku akhirnya mengerti betapa Islam sangat menghargai seorang wanita. Niat awalku bergabung hanya karena Ingin dekat Lagi dengannya sirna sudah, bagaimana mungkin bisa dekat lagi, ada aturan yang ketat komunikasi antara lawan jenis. -__-

Kini aku bisa menerima keputusannya, walau sulit, tapi ternyata rasanya mencintai dengan cara yang diridhoi sungguh mengagumkan.. Biarlah hanya Allah yang mengetahui doa terbaikku yang semoga sama denganmu..

Walau mungkin esok kau tak menjadi pendampingku, setidaknya aku terus berjuang memantaskan diri untuk menjadi istri seseorang yang Allah beri...

semester akhir, saatnya fokus skripsi. .

#Rio - Hei, apa kabarmu jauh disana, tiba-tiba teringat cerita yang pernah kita upayakan. Ku pikir aku berhasil melupakanmu, berani-beraninya kenangan itu Datang tersenyum.. .

Maaf, sesekali aku membuka obrolan seru yang pernah kita kirimkan. Seolah aku tak mampu mengendalikannya. Aku biarkan pikiran ini mengingat semuanya..
.

Gagal, kali ini gagal bersembunyi, dibalik kata-kata bijak yang selalu mampu membuat aku terlihat tangguh. Jujur, di hati yang terdalam aku masih mengharapkannya..

Kau tau aku merelakanmu, aku cuma rindu itu Saja..

#Rin - 2 tahun setelah aku menyelesaikan studiku, aku memutuskan untuk kembali ke kampung halamanku..

Setahun yang lalu, ayah meninggalkan kami. Aku terpuruk lama, membayangkan bagaimana aku bisa bertahan hidup bersama bundaku walau ada toko kue yang selalu mereka banggakan. Yah, itulah yang harus aku lakukan. melanjutkan usaha ayah bundaku.. .

Soal itu, sebetulnya sudah ada dua ikhwan yang pernah Datang ke rumahku menyampaikan niat baiknya. Tapi keduanya gagal di tengah taaruf kami jalani, aku tak bermaksud untuk menolaknya. Mereka baik, sangat baik. Tapi aku betul-betul belum siap untuk meninggalkan ibuku seorang diri. karena yang tersisa di rumah, hanya kami berdua. Kakak satu-satunya sudah berumah Tanggal dan tinggal mengikuti suaminya di luar pulau.. .

Belum siap meninggalkan ibu, atau itu hanya alibiku Saja? Atau aku masih mengharapkan dia yang datang menemui kami? Entahlah,.


#Rin - Setelah tak ada kabar selama ini, kamu datang-tidak bukan kamu tapi semua barang yang pernah ku beri. Aku masih tak habis pikir kenapa kau mengembalikan, padahal aku sudah melupakan. mencoba menata hati yang pernah tersakiti.. .

Paket itu datang dengan Surat yang bahkan aku tak perlu mengetahuinya, buat apa? Bukankah kita memang sudah tak bersama, kau tak perlu melakukannya, ingin menyakitiku sekali Lagi? selamat kamu berhasil, tapi sayangnya aku sudah belajar banyak hal. Aku bukan orang yang dulu Lagi, yang langsung terpuruk meratapi nasib Ini. Aku bisa menerima nya, Ikhlas..

Terima kasih telah membuka perban yang selama ini berusaha menyembuhkan. Selamat, semoga kamu bahagia dan diridhoi-Nya atas pilihanmu.. .
#Rio - isi Surat itu...

"Assalamualaikum Rin, Bagaimana keadaanmu hari ini, semoga masih terus istiqomah di jalan-Nya... .
Sebelumnya mohon maaf atas kelancanganku mengirim Surat yang mungkin tak pernah kau harapkan kedatangannya, Iya aku muncul Lagi setelah mencoba menghilang sekian lama.. .

Ada hal yang harus aku katakan, semoga bisa tersampaikan walau dengan Surat. Aku telah menemukannya, Menemukan seseorang yang bisa aku ajak belajar bersama, mengarungi bahtera rumah tangga, semoga rencana taaruf ku besok dengannya bisa berjalan apa adanya.. .

Mengenai barang-barang ini, aku bukan menghina atau tak lagi menganggap keberadaanmu, aku hanya ingin memulai lembaran baru. mencoba menghilangkan segala tentang kita terdahulu. .
Sekali Lagi mohon maaf telah membuka luka lama, doakan aku bahagia bersamanya..

Terimakasih. Wassalam..

#Rio -Hi Rin, aku datang lagi nih.

Aku Ingin menepati janjiku, janji yang langsung aku sampaikan bukan ke kamu tetapi penciptamu. Aku rasa ini waktu yang tepat. Ketika kita berdua siap, dan dengan tekat yang mantap, serta niat untuk mencari Ridho-Nya, aku rasa gampang bagi Penguasa Segalanya untuk memudahkan jalan kita. .

Soal Surat itu, sungguh aku tak ada maksud sedikitpun untuk membuatmu menangis (itupun kalau kamu sedih). Kamu tidak tau kan kalau sebelumnya aku telah ngomong panjang lebar dengan ibumu, calon ibuku juga. Aamiin. Hehehe, anggap aja itu sebagai pelajaran pertama kita, Bukankah setelah adanya cobaan akan berganti keindahan ketika kita Ikhlas menerima nya..

Hi Rin, Aku sekarang berani ke rumah mu. Berani dalam artian sebenarnya, membawa kedua orang tuaku menemui calon menantunya. Semoga Saja.. .

Aku hanya ingin bilang, izinkan aku untuk mengenalimu sekali Lagi, dengan cara yang diridhoi. Bukan sembunyi dibalik nafsu hati. Semoga Allah melancarkan harapan yang sampai saat ini sama persis isinya..

.
#Rin - Aku hanya mengangguk mengiakan. Padahal dalam hati teriak "IYAAAA AKU JUGA MENGHARAPKANNYA, KEMANA SAJA KAMU, BARU MUNCUL SEKARANG! MENYEBALKAN! "

#Rio - Akan ada hadiah terindah bagi orang yang selalu bersabar.. Bersabar untuk menunggu, bersabar untuk tak saling mengganggu, bersabar untuk menjemputmu. Bukankah Sabar tidak ada batasnya? Menyerah tidak sama dengan Sabar. Aku tidak menyerah, aku hanya bersabar menunggu waktu yang tepat dari-Nya tanpa mengganggu jalan cerita indahnya sembari memperbaiki apa yang harus diperbaiki..

---------------------------------------------- <3 ------------------------------------------

Dari awal bacanya udah sempet bikin baper bahkan sampe nahan rasa "nyessss" di dada. Bahkan sampai detik si Rio nya ngasih surat dll, rasanya pengen nngerutu aja dalam hati. Tapi ternyata endingnya gitu.... :'D yeeee happy! Ma syaa Allah.

Ini komik bikin ngarep banget sih. Kan jadi BT. hehehe.

Semoga kita senantiasa diberi kesabaran untuk bertemu kekasih HALAL dengan cara yang HALAL pula ^.^ doain yaaa

Tuesday, February 9, 2016

Sisa-sisa Masa Lalu

"Assalamu'alaikum" sapa ku dari luar pagar rumah yang sudah lama tak ku kunjungi.

Sebenarnya, sebelum turun dari Vario kesayangan, aku sempat menoleh berkali-kali, melihat sekeliling rumah yang ber-cat-kan hijau muda, berharap aku gak salah rumah. Benar koq, pikirku setelah ku lihat angka 18 di depan pintu.

Tak lama, sang pemilik rumah keluar dari pintu samping dengan raut wajah penasaran. Mengernyitkan dahi dan memastikan siapa yang datang.

"Wa'alaikumussalam. Oh... Ka icut.. Koq tumben....??" sapanya sambil membuka pagar kecil tepat di depan aku berdiri.

"Iya tante, mumpung nda kuliah pagi. Apa kabar tante?"

"Alhamdulillah baik.." ditariknya kedua pipiku dan lalu......................dalam bisiknya ia menangis. "Maafin tante ya ka..."

"Loh.. kenapa tante... Jangan gitu tante.. kita ngobrol di dalam aja yuk tante.."

Hahaha sebenernya gak sopan sih, siapa yang punya rumah, siapa yang nyuruh masuk. Kesan pertamaku setelah lama tak bejumpa dengan beliau, beliau masih sama ramahnya seperti dulu. Masih hangat menyapaku selayaknya aku adalah................................... ah sudahlah!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Diajaknya aku ke ruang tamu. Masih sambil mengamati setiap sudut ruangan itu aku masih mencium aroma khas yang persis seperti beberapa tahun lalu. Sedikit banyak ada yang berubah. Tata letak sofa empuk, cat dinding yang bernuansa kuning dan hijau, dan.... ah jam dinding yang tak lagi seperti dulu.

Aku duduk persis di sebelah beliau. Di sofa yang sama. Dan ku lihat wajah beliau yang mengguratkan banyak beban yang harus ditanggung. Tapi aku masih bisa melihat sorot ketegaran yang luar biasa.

"Jadi tante....sebenarnya icut juga kaget blablablablablabla...." Ku ceritakan alasanku mengapa saat itu aku bisa tiba-tiba menemuinya, datang dan duduk di hadapannya.

Ah ya, wanita kuat itu sedang menghadapi masalah yang bagiku pun itu cukup berat. Ada tangan-tangan jahil yang menggunakan social media untuk mendzolimi orang lain. Merusak nama baik orang lain. dsb.
Empat hari sebelum kedatanganku ke rumah beliau, aku melihat ada yang aneh dengan laman akun Facebook yang menggunakan nama beliau. Setelah ku tela'ah sendiri, aku pun berkesimpulan bahwa Facebook abal-abal itu sedang di-hack. Langsung saja ku hubungi anak-anak beliau untuk mencari kepastian apa yang terjadi.

KEPO? Bisa jadi. Karena aku hanya gak ingin orang baik seperti beliau dijahatin.

Si adik, anak kedua beliau yang selama ini masih berhubungan baik denganku, memberikan kabar mengejutkan yang membuatku ingin segera menemui beliau. Rasanya. Shock berat yang beliau alami sempat membuat beliau harus pingsan berkali-kali. Ternyata memang ada masalah serius.
Si adik akhirnya menyarankan aku untuk menjenguk beliau. Jika ada waktu.

And there I was. Menempuh kurang lebih 20 menit untuk sampai ke alamat rumah yang sekian lama tidak ku "sambangi".

Padaku, beliau bercerita panjang lebar, runtut, penuh emosi, kalut, dan dengan mata yang berkaca-kaca atas peristiwa hebat yang terjadi dalam hidup beliau. Layaknya aku orang terdekat beliau. Fokusku sejujurnya tidak penuh dengan cerita beliau. Di satu sisi aku sibuk membersihkan  sisa-sisa masa lalu di ruangan itu, di rumah itu, dengan wanita itu.

Aku ingat, tepat 4 tahun yang lalu, aku menangis mengadu pada beliau. Rasa sesak di dada yang tak bisa ku sembunyikan. Tumpah airmata yang tak bisa ku tahan. Tanpa ada kata-kata, tubuh hangat wanita itu memeluk dan menenangkanku yang masih sangat manja dan baru mengerti cinta. Cinta yang ku salah artikan. 4 tahun lalu, beliau tempatku menumpahkan segala kegalauan dan kepedihan. tentang anak pertamanya. Tapi tangan beliau dengan sabar mengelus pundakku, dan menghapus airmataku. Sampai-sampai membuatku merasa aku lah anak beliau. Aku masih ingat, kata-katanya yang menguatkanku dulu...

"Sabar ya kak... Abang memang seperti itu... Tante minta maaf yaa atas sikapnya abang yang begitu"

Ah, time flies. Dulu aku pernah menangis sesegukan karena berharap pada manusia, meski ada sosok beliau yang selalu mendukungku, toh tetap Allah tak menginginkan aku dan "dia" bersatu. Tapi aku justru bahagia, karena tanpa melewati masa-masa itu, saat ini aku pasti gak akan tau bagaimana nikmatnya menangis karena Allah, dan menangis pada Allah.

Dan kini, di hadapanku, ada sosok wanita tegar yang pernah menguatkanku itu. Tapi saat ini, aku yang harus bisa menguatkan beliau, meski aku memang tak bisa berbuat banyak. Aku hanya ingin membalas kebaikan-kebaikan beliau meski aku tau aku takkan pernah bisa membalasnya. Paling tidak, aku hanya ingin bahwa beliau tau aku tak pernah melupakan beliau.

Di ruangan yang penuh kenangan masa lalu itu, beliau bercerita tentang hidup selama beliau mencoba memperbaiki diri, lebih dekat dengan Allah, dan lain-lain hingga kejadian yang baru saja beliau alami. Aku, tentunya, turut bahagia. Meski aku (alhamdulillah) bukan lagi menjadi bagian dari hari-hari si abang, anak pertamanya, tapi sesekali masih ku terima salam yang ia titipkan pada anak keduanya, atau bahkan sekedar menyapa via Facebook, sebelum hal buruk itu terjadi. 

Tidak terlalu lama bincang hangat dan manis di pagi menjelang siang itu. Hanya sekitar satu jam dan aku pamit pulang, setelah ku rasa aku juga sudah cukup menengok kembali masa lalu dan ku pastikan tidak ada lagi kekecewaan yang ku tinggal di sana.

Hidup terus berjalan, aku dan dia sudah sama-sama bahagia dengan cara yang berbeda. Tidak ada dendam sama sekali yang ku simpan.

Tapi rasanya, masih banyak yang ingin ku ceritakan dengan beliau. dan masih ingin mendengar ceritanya. Masih tidak tega melihat wanita kuat itu nampak lemah. Tak bisa terbayang apabila ibu ku sendiri yang mengalami hal seberat itu.

Ku ucapkan terimakasih pada beliau yang sudi berbagi kisah agar aku juga mendapat hikmahnya. Dan beliaupun balas mengucapkan terimakasih atas kedatanganku. Sekali lagi, beliau kecup pipi dan keningku.
Rasanya masih hangat seperti waktu itu. Beliau memang orang baik. Baik sekali.

Ku langkahkan kaki menuju pagar, dan beliau bertanya.
"Orang tua sehat kan kak?"

"Alhamdulillah sehat tante..."

"Sudah ada yang datang?"

"Hah? Maksudnya tante?" .. "Oh... hahahaa... belum adaa tanteeeeee"

"Ye... kak icut sih mungkin yang menutup diri"

"Ngga koq tante.. Tapi doain aja yah tante segera..."

Aku ucapkan salam perpisahan dan entah kapan waktu yang tepat lagi untuk mengunjungi beliau. Aku melaju dengan vario merah kesayanganku, meninggalkan pekarangan rumah dan masa lalu yang pernah hinggap di rumah itu...

Ternyata benar, aku sudah mampu.








A placed where my heart is....

Makin hari makin kangen suasana rumah di Samarinda. Cuaca yang gloomy, mendung mendung adem, Sehra bobok, dan sendirian begini bikin hati ma...