Monday, May 18, 2015

MATERI 1: TRAINING PARENTING NABAWIYAH oleh USTADZ BUDI ASHARI, LC

*VISI RASULULLAH untuk generasi abad 21*




Hidup adalah amanah yg kelak akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu pula dengan anak2 kita. Anak kita juga amanah dari Allah, JANGAN lagi kita memberikan amanah itu kepada orang lain.

Jika kita bicara tentang generasi islam, maka yang haaarus menjadi patokan kita adalah generasi yang dibangun oleh Rasulullah. Kita harus memperhatikan betul bagaimana Rasulullah membangun suatu generasi cemerlang yang sebelumnya pernah ada di jazirah Arab, yang di mulai di Mekkah lalu Madinah hingga seterusnya, bahkan di muka bumi. Siapa mereka? Para Khulafaur Rasyidin. Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Al Khattab, Usman bin Afwan, Ali bin Abi Thalib. Mereka semua ini hasil didikan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Lihat, bagaimana Islam mampu menghasilkan pemimpin2 yg luar biasa. Mmbuktikan bahwa orang sekelas Umar bin Khattab yg terkenal dgn masa kejahiliyahannya dulu pun mampu menjadi orang kedua yg mnjadi pemimpin ummat islam setelah Abu Bakar As Shiddiq. Orang sholeh seperti Abu Bakar, bisa menjadi pemimpin hebat, tapi begitu pula dengan Umar.
Ini bukti, bahwa sekelam apapun masa lalu seseorang ia masih punya potensi menjadi orang besar (selama kembali pada Allah dan mmpelajari Al Quran)

Oleh karena nya, setiap keluarga muslim, harus mempunyai visi untuk melahirkan generasi2 islam yang hebat. Jangan hanya menunggu! HADIRKAN pemimpin2 itu..

Lihat ayat2 Al Qur'an yang membahas ttg keluarga muslim :

❤ Al Furqon; 74: Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yunin waj-’alna lil-muttaqîna imama.
Artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai PENYEJUK hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan: 74).

❤ At Tahrim ;6: : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)

❤ At Tsur;21: 52:21. Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.  Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Pertanyaannya, sudahkahh kita memperhatikan betul ayat2 itu? Sudah kah kita mendoakan anak2 kita sebagaimana doa yang trdpat dlm surah al furqon tsb? Maknai lah sebuah doa dalam hati kita. HadirkN betul hati kita saat berdoa kepada Allah.

Perhatikan di dlam al furqon :74 disebutkan "Azwajina" dulu lalu "wa dzurriyatina". Lalu apa maknanya?
Mengapa disebutkan "pasangan" dulu lalu "keturunan"??
Betul, bila jawabannya krna tidak mungkin punya keturunan tanpa pasangan. Itu hanya terjadi pada MARYAM. Namun ia wanita suci..

Yg lebih tepat adalah: sebab untuk membangun suatu senerasi itu harus dimulai Klo dari MENDIDIK PASANGAN..

Oleh karena itulah PARENTING NABAWIYYAH, bukan semata2 bagaimana Cara mendidik anak, tapi lihat --> "parent" artinya orangtua, maknanya adalah mendidik orang tua nya dulu baru bisa mendidik anak..
Salah satu hak anak yg paling penting ialah ; memilih ibu yang sholehah untuk anak2nya.. Mksudnya pilihlah pasangan yg baik pribadi dan agamanya krna kelak ia yg akan melahirkan generasi2 islam yg hebat..

Sebab, tujuan kita tak hanya mampu menghadirkan generasi sperti seperti Khulafaur Rasyidin, tapi juga bagaimana menghadirkan generasi yang mampu mewujudkan terbuktinya hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ttg kebangkitan Islam.

Sebagaimana hadits nabi, Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Semua kita tau, bahwa saat itu, runtuhnya konstantinopel adalah di bawah tangan seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih (atas izin Allah). Semenjak Rasulullah mengatakan hadits trsebut, slalu dlakukan penaklukan2 namun akhirnya ia terbukti semenjak kesultanan Al Fatih.

Yang harus diperhatikan adalah, bagaimana didikan Al Fatih ini sehingga diusia 23 tahun (dlm.hal ini ulama berbeda pendapat namun yg pasti kurang dari 25 tahun) Al Fatih telah mampu menaklukkan konstantinopel yg menjadi kekuatan Romawi trbesar saat itu. Maka, kita harus melihat masa kecilnya. Ia lahir mnjadi anak seorang Raja yang dberi fasilitas sehingga pada awalnya Ayahnya sangat sulit untuk mendidiknya. Oleh karena itu ini menjadi perhatian besar utk para ayah yg terlalu memfasilitasi anak2nya dgn berbagai hal, sebab itu lah yg menghambat kesholehannya kelak.

Ayah AL Fatih, yang seorang raja, memilihkan guru terbaik agar bisa mendidik anaknya. Ia menyerahkan agar anaknya ini dididik oleh Ahmad bin Ismail al Qurani dan Aq Syamsuddin. Lihat, ini tugas besar seorang ayah, memilih kan guru terbaik dengan kurikulum terbaik agar anaknya kelak mampu menjadi orang hebat. Bukan seperti saat ini, orangtua hanya menitipkan anak disekolah tanpa tau kelak anaknya akan diajarkan apa dan nantinya menjadi apa. Maka tidak heran sekarang ini banyak sekali terjadi para orangtua yg taunya hanya menyalahkan sekolah.

Lihat pula, bagaimana peran guru mendidik anak muridnya. Al fatih yang semula susah untuk dididik, harus diberi gertakan tapi itu dilakukan atas izin Sultan Murad II. Sebab ini pula yang dilakukan para Sahabat sejak jaman Nabi Muhammad masih hidup. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pun berkata, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu "gantungkan cambuk di rumahmu, kelak itu lah yang akan membuat anak mu beradab".. Dan hasilnya,  al Fatih di usia kurang lebih 10 tahun mampu menghafal 30 juz dan menguasai 7 bahasa peradaban, bahkan ia diangkat menjadi Sultan di usia belasan. Ini PR besar untuk negeri ini, kemana cara didikan islam saat ini?

Di saat perang antara Muslimin dan Romawi dbawah pimpinan Muhammad Al Fatih berlangsung, Ia sudah hampir kehabisan akal bagaimana meruntuhkan tembok yang begitu besar itu. Kemana ia pergii? Ia ketuk tenda gurunya, Aq Syamsuddin,  ia perhatian gurunya itu laruut dalam sujud panjangnya, mendoakan muridnya. Ini, pelajaran berharga bagaimana posisi murud di hati gurunya. Yang mendoakan murid2nya di sujud panjangnya.

Mari kita perhatikan kualitas kepribadian dan keimanan seorang muda yang dibesarkan dengan islam saat itu. Kita ingin, menjadikan anak2 kita menjadi seperti itu. Maka tidak heran Bila Imam Malik Berkata "Generasi ini tidak akan Pernah bisa baik kecuali dengan cara yang pernah dipakai untuk memperbaiki generasi awal". Jika ingin generasi ini bangkit, maka kita harus kembalikan lagi cara seperti bagaimana Rasulullah dulu mendidik para sahabat atau generasi orang2 sholeh terdahulu. Sebab Roma adalah PR besar utk setiap muslim untuk mewujudkan kebenaran hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita ingin Vatikan bersyahadat,  entah nanti bagaimana caranya. Namun kita jangan hanya menunggu generasi itu muncul, tapi LAHIRKAN, HADIRKAN generasi itu saat ini..

Wallahu a'lam Bisshowab.

TRAINING PARENTING NABAWIYYAH,  Materi 1
(Samarinda, 16/5/2015)

6 comments:

  1. (alfatih) Nama yang bagus tuk anak kelak...

    ReplyDelete
  2. di zaman ini, kami selaku masyarakat sangat membutuhkan sumber ilmu yang bermanfaat untuk generasi penerus kami, bagaimana cara mendidik mereka, terutama pembahasan sikologi anak dalam islam, mungkin komenan saya ini bisa menjadi masukan bagi ustadz yang kompeten dalam bidang nya untuk lebih menzoomkan pembahasan pada ranah psikologi anak secara islami, atas perhatiannya trimakasih.

    ReplyDelete
  3. Derasnya informasi saat ini mengikis pengetahuan kita tentang generasi awal para sahabat, tabiin, tabiut tabiin. Anak lebih suka megang gadget dari pada alquran. mungkin bukan salah anak tapi salah saya sebagai orang tua yang mungkin lebih condong kepada gadget dari pada alquran.! semoga kita istiqomah dalam memperbaiki diri. aamiin.

    ReplyDelete

A placed where my heart is....

Makin hari makin kangen suasana rumah di Samarinda. Cuaca yang gloomy, mendung mendung adem, Sehra bobok, dan sendirian begini bikin hati ma...