Friday, February 6, 2015

Perjalanan Itu Bernama "Hijrah"



"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nisaa':100)


Sudah lama ingin menuliskan kisah hijrah ini, tapi entah mengapa baru dapat saya sampaikan..

Semenjak SMA saya suka heran dengan mba-mba rohis yang jilbabnya lebar, dan setiap bertemu saya, selalu menjabat tangan dan cipika cipiki, padahal saya tidak mengenal mereka. Lalu saya berkaca, "kenapa ya mba2 itu?"  padahal jilbab saya gak selebar mereka. Saya tidak faham bahwa itulah sebaik2nya pakaian muslimah. Pemahaman agama saya teramat sangat lemah, meski saat itu sekolah memfasilitasi taklim pekanan.

Selang waktu berlalu takdir Allah ternyata mengizinkan saya untuk tinggal dan menuntut ilmu di belahan bumi-Nya yang lain. Suatu negara dimana Muslim menjadi hal yg tabu bagi mereka. Suatu kota yg hanya saya beragama Islam. Tidak ada masjid, tidak ada adzan, apalagi perempuan yang berhijab. Dari situ sebenarnya sudah ada keinginan untuk berhijab lebar, karena Qadarallah, justru kedekatan pada Allah sangat terasa ketika saya menjadi sosok yg single fighter di negeri orang. Segala keluh kesah hanya bermuara pada Allah dan airmata. Namun, apalah daya, seumuran anak SMA seperti saya kala itu, sendirian dan tidak punya pemahaman yg mantap ttg Islam dan pakaian muslimah, akhirnya niatan berhijab lebar pun hanya sekedar niatan semu.



Dulu saya tidak faham apa itu berhijab syar'i,  yang hanya saya tau muslimah itu diwajibkan menutup aurat. Meskipun bgitu, saya sempat berpikir, andaikan kala itu saya lebih lama lagi di negeri orang, pasti saya sudah berhijab lebar. Karna saya melihat kedamaian di wajah muslimah yg berhijab lebar dan rapi. Terlebih lagi waktu itu sedang booming film Ketika Cinta Bertasbih, di mana pemain utamanya mayoritas berlatar belakang pendidikan yg syar'i dan mengenakan pakaian kehormatan bagi muslimah. 😄
Walau niat utk berhijab lebar kala itu tidak terealisasi sempurna, tidak sekalipun saya ingin menanggalkan hijab saya meski banyak yang bertanya "Buat apa dipakai di sini, kan kamu bukan di Indonesia.",  "Apakah kamu setiap saat kamu harus mengenakannya?",  "Kalau mandi dicopot gak?"
Haha.. Saya tau akhirnya, menurut mereka Jilbab ini hanya kebudayaan, bukan bagian yg melekat dari agama seseorang.

Beberapa waktu berlalu dan kembalilah saya ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan masih mengenakan jilbab yang "yaaah yang penting nutupin kepala dan leher laah". Namun terKadang, kenyataannya , berada di negeri yang membebaskan seorang muslimah berhijab sesuai syariat malah melalaikan saya utk taat kepadaNya.

Hingga akhirnya di tahun 2013, tepatnya tgl 7 Oktober, pag. Itu saya ingin pergi kuliah dengan hijab syar'i.
.
Bismillah...
Ketika itu saya malu-malu, hingga saya memilih utk menutupinya dengan jaket yang agak besar agar orang rumah tidak menyadari.
Saya tidak punya khimar yg syar'i maka saya ambil 2 lembar kerudung paris agar idak tembus pandang. :D
Setelah 2 3 hari, akhirnya teman2 menyadari perubahan saya dan suka kepo tanya "koq skarang udah berubah?"

Saya tidak pernah mnjawab dengan serius, tapi kali ini saya akan menulis dengan jujur. Bahwa semua berasal dari kecemburuan saya kepada seorang akhwat yang hanya saya tau namanya dan tulisan2nya.. Saya cemburu, sebab bagi saya Ia lebih mencintai Allah ketimbang saya mencintai Allah. Ia lebih bersemangat berdua-duaan dengan Allah, sedangkan saya masih lalai. Akhwat itu membuat saya ingin mengejar cintaNya, Allah. Apakah akhwat itu mengetahui saya? YA. Hanya saja saya pun tau, dalam hatinya mgkin tersimpan rasa tidak suka yang begitu besar terhadap saya. Sehingga itu menyulitkan saya utk menyampaikan padanya. Mengapa begitu? Mungkin hanya jadi rahasia Allah,  Ia dan Saya.

Walau berawal dari niatan itu, pelan-pelan saya menulusuri segala hal yg berkaitan dengan Islam dan bagaimana seharusnya muslimah itu berpakaian.. Allah..
Berislam sejak lahir tapi baru kali itu saya ingin belajar Islam (semoga Allah mengampuni keterlambatan ini).
Seperti orang yg sangat haus akan ilmu, saya menggali ilmu praktis melalu internet dan video2 islami, namun masih terasa ada kekosongan bila tidak berilmu dari majelis. Akhirnya saya mencoba bergabung lagi di halaqoh yg bertahun2 prnah saya tinggalkan. Dan sebaliknya, saya tinggalkan pertemuan2 yg tidak ada manfaatnya, perlahan aKhirnya teman-teman saYa menyadari bahwa saya mgkin tidaK Asik lAgi untuk diajak ngumpul atau sekedar nonton bAreng.


Dan suatu ketika, dalam renungan saya di perjalanan, airmata saya mengalir sambil memandang langit, (agak Lebay) , mensyukuri betapa kuasanya Allah menggiring saya menuju kepadaNya. Meski harus melalui org lain. Ya muqallibal quluub, tsabbit quluubana 'alaa diinnik. La hawla wa la quwwata illa billaah...
10 tahun berjilbab, baru itu saya faham betul makna menutup aurat.
Saya tidak tau apakah ini yang dinamakan hidayah.. Saya hanya bersyukur bahwa saat ini nikmat iman dan Islam itu begitu meresap di hati. Selalu ada perasaan sangat hina setelah melakukan dosa. Tidak seperti dulu yang merasa biasa saja. Astaghfirullah ...

Hijrah ke penampilan yang syari pula akhirnya menginspirasi saya untk menjadi bagian pjuang dakwah dalam berhijab syar'i dengan berdagang khimar. Hitung2 mengikuti jejak Rasulullah dalam menyebarkan dakwah melalui jalur berdagang..bukan bergadang :P Ingin memudahkan diri sndiri jika ingin membeli khimar dan memudahkan teman-teman yg lain. Rasanya juga jadi haru setiap ada teman yg pelan2 ingin merubah penampilannya..



Namun bukan berarti hijrah ini tanpa ujian. Saat teman-teman sanak saudara senang melihat perubahan saya, ternyata kekhawatiran itu dtg dari orgtua sendiri. Suatu malam,  mendidih kepala ayah dan ibu saya sebab mereka melihat perubahan saya ini tidak wajar. Krna saya pelan2 mendalami ilmu yang sunnah, saya pun meninggalkan perkara bid'ah yang terkadang masih ada dalam keluarga, dan ternyata itu memancing amarah kedua orgtua saya yg barangkali khawatir saya terikut aliran sesat dsb. Saya dan ibu berlinang airmata. Panas rasanya hati dan telinga ini mendengar kekhawatiran  Ayah dan Ibu yg begitu besar, sehingga kata2 terdengar perih bagai sembilu. Ingin rasanya menjelaskan dengan lancar dan lembut bahwa semua ini saya lakukan semata-mata krna ingin meraih cintanya Allah, namun suara saya tenggelam dalam isak tangis berjam-jam.

Tapi ternyata dari situ lah akhirnya pelan2 perubahan saya sedikit bisa diterima. ibu saya pun perlahan mengenakan hijab syar'i, tidak pernah lagi saya lihat ibu melilitkan hijabnya, meski terkadang ibu masih lupa mengenakan kaus kaki, tapi saya bersyukur bhwa orgtua akhirnya mengerti jalan hijrah ini penting..

Kemudian suatu hari, saya pun akhirnya memberanikan diri menemui akhwat yang turut berjasa dalam perjalanan hijrah ini. Saling bertukar cerita sekedarnya dan bicara perkara hati dan perempuan. Awkward memang, tapi saya harus cukup senang dgn pertemuan pertama itu. Meski saya tau, sampai detik ini mungkin Ia tak bisa menerima sepenuhnya keinginan saya untuk menjadi saudarinya, karna lagi-lagi hati wanita itu sulit dijamah. Saya pun tak tau mengapa. Namun doa selalu saya selipkan untuknya agar suatu hari kami bertemu dalan keadaan yg lebih baik dan Allah meridhoi pertemuan itu.


Dan perjalanan hijrah ini tidak akan semanis tanpa rahmat dan kasih sayangNya kepada hambaNya yg masih berselimut dosa ini. Sungguh, dengan berawal dari memperbaiki penampilan kemarin, serasa Allah jadi lebih dekat, dan tidak ada permasalahan yAng terlalu sulit untuk diselesaikan.

Hari ke empat pake jilbaB gede >.< 10 Oktober 2013

19 comments:

  1. Assalamu'alaikum ukti,,
    SubhanaAllah,,
    Saya meleleh membaca tulisan ukti, karena ntah dr mana saya jg sdg menjalani proses hijrah seperti awal ukti.. Belajar dr dunia internet dan tny sn sini,,, lucu kadang saya rakus akan ilmu agama n tidak pernah puas untk lebih tau lagi. Emg Cukup bnyk godaan dan keluarga jg msh wanti2 saya klw pake hijab syar'I.. Semoga saya. Bisa seperti ukti kian mantap dlm berhijrah untuk meraih cintah Allah SWT.. Aamiin

    Salam kenal
    Ana Pertiwi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..
      Afwan yaaa mba.. saya TELAT BANGET balasnya. dan semoga mba masih membaca balasan ini hehehe..
      Alhamdulillah ya Allah kalau ga cuma saya yang merasakan..nikmat awal" hijrah itu ga bisa diulang mba.. saya aja kalau ingat proses kemarin ada rasa rindduuuu.. :')
      semoga mba istiqomah yaa.. semoga skarang sudah smakin nyaman dengan syar'i nya yaa mbaa..

      Salam kenal.. <3

      Delete
  2. Masyaalloh,,degdeg an bgt baca nya,terharu. Aqu juga baru akan hijrah memakai hijab syar'i mdh2an bs istikhomah yaa. Ammin,,

    ReplyDelete
  3. Masyaalloh,,degdeg an bgt baca nya,terharu. Aqu juga baru akan hijrah memakai hijab syar'i mdh2an bs istikhomah yaa. Ammin,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. AAAMIIIINNNN mbaa... semoga hijrahnya tak hanya pakaian saja..semakin jadi hamba Allah yang taat... doain saya juga ya mbaaa...

      Delete
  4. MasyaAllah ukhti, saya merinding dan terharu, betapa manusia yang ingin atau sudah berhijarah ke arah yang lebih baik tidak pernah terlepas dari hinaan dari oarang2 sekitar yang tak suka. Semoga Allah senantiasa merahmati hamba2nya yang beriman dan memberikan kesabaran. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hinaan atau omongan di belakang itu seringkali justru jadi penguat kita mba untuk semakin dekat dengan Allah.. yang perih ituuu ketika orang lain menganggap kita sudah mencapai tahap (hampir) sempurna dengan segala pujian mereka :') semoga kita lebih banyak bermuhasabah yaaa..

      Delete
  5. Saya juga lagi belajar syari tapi ga punya temen yg sama kaya ukhti ..sering liat di jalanan pngn nanya tapi malu...bantu dong ukhti

    ReplyDelete
  6. Saya juga lagi belajar syari tapi ga punya temen yg sama kaya ukhti ..sering liat di jalanan pngn nanya tapi malu...bantu dong ukhti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu'alaikum mba yani <3
      Maa syaa Allah mba..percaya saja, ketika mba percaya sama Allah bahwa mba ga pernah sndirian, Allah akan hadirkan teman" yang seperti mba harapkan.. ^^
      Kalau mba bertemu dengan akhwat di jalan atau dmana saja dan merasa ingin berteman, mulai dengan senyum dan salam saja mba.. semoga kelak menjadi teman... :D

      Delete
  7. Makasih ya mba udah menginspirasi aku. Aku juga lagi mikirin hal ini cuman masih ragu :)

    ReplyDelete
  8. assalamualaikum, afwan ukhti saya mau nanya dong ukhti, gini ukhti saya berhijrah baru-baru ini, memakai jilbab yg lebar,ikut pengajian juga baru-baru ini. kadang sempat terlintas difikiran saya ingin kembali sepertI yang dulu, tapi hati ini selalu memberontak. jadi bagaimana caranya agar kita selalu istiqomah ukhti agar tidak pernah terpikir oleh saya kembali seperti yg dulu.
    syukron ukhti mohon solusinya ;)

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikummukhtikuu{}
    sungguh cantik tulisannmuu..

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah ukhti.... apa yang saya baca dari tulisanmu sungguh sama persis degan apa yang saya alami saat ini, bahwa memang baru2 ini sya juga sedang mengalami proses dimna hijrah itu harus bisa berbuah menjadi istiqamah..
    mulai dari rasa tidak enak dilihat orang krna perubahan penampilan kita, dan rasa kebutuhan akan ilmu agama yg tinggi, teman hijrah pun sngat dibutuhkan. walau smpai saat ini sya belum tau pasti siapa teman hijrah yg akan Allah kirimkan untuk saya.. semoga secepatnya sya diberikan slah satu calon bidadari nya Allah untuk menguatkanku dalam proses hijrah ini..
    aamiin .

    semangat istiqamah ukhti.. salam kenal ya ukhti sya hamba Allah yg punya tujuan sma sperti ukhti.. Meraih cintanya IlahiRabbi... semoga saling menguatkan ^-^

    ReplyDelete
  11. Assalamualaikum ukhti...

    Masyaallah😇 ukhti hijrahmu sangat luar biasa dan itu membuat saya kagum dan semakin tertarik utk berhijrah... ukhti bolehkah saya bertanya satu pertanyaan saja?? Boleh tidak jika kita berhijrah tpi kita masih memiliki hubungan dgn lwan jenis (pacaran)? Tapi tetap menjaga jarak dan batasan??
    Mohon dijawab saya akan tunggu jawaban dari ukhti,terimakasih sebelumnya dan salam kenal...

    Nur kholipah

    ReplyDelete
  12. Bimillah Hirrohmanirrohim...
    Assalamu'Alaikum Ukhty😍😘😘

    Selamat berjuang ukhty. Di jalan yang di ridoinya???
    Mf telat baca ukht???
    Sehat selalu ukht ya? Selalu dalam lindungan yang maha kuasa aminnn???

    ReplyDelete
  13. Assalamualaikum ukhti ,alhamdulilah baca ini jadi terinsfiratif hehe.
    Tapi saya belum memakai syar'i masih takut di pandang macem2 ikut hal2 yg lain . Tapi dalam hati ingin sekalo :'(

    ReplyDelete
  14. terimakasih infonya sangat bermanfaat, kunjungi http://bit.ly/2MiUpB1

    ReplyDelete
  15. Assalamualaikum ukhti, saya terharu membaca blognya. Sama kyak saya, dulu saya memandang orang berhijab syari itu terlalu berlebihan, bahkan sampai mencela "mending kyak gue gak pake hijab tapi rajin sholat, drpda udh pke hijab syari tapi msh bnyk dosa", tapi Alhamdulilah Allah maha membolak balikan hati manusia. Dari saya yg terlalu tergila2 dgn pujian org2 dan terlalu cinta dunia, Alhamdulilah Allah menuntun saya ke jalan yg lurus. oh iya, semangat ya hijrahnya, In shaa Allah selalu Istiqomah dan selalu dalam lindungan Allah

    ReplyDelete

A placed where my heart is....

Makin hari makin kangen suasana rumah di Samarinda. Cuaca yang gloomy, mendung mendung adem, Sehra bobok, dan sendirian begini bikin hati ma...